Powered By Blogger

Senin, 20 Desember 2010

Tari Lulo

Tari Lulo adalah tarian masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara. Pada awalnya, tari ini diadakan dalam rangka pesta perkawinan, syukuran panen, dan acara-acara khusus lainnya. Tujuannya adalah sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan tidak jarang juga dimanfaatkan sebagai ajang untuk mencari jodoh. Namun pada perkembangannya, tarian ini juga diadakan ketika ada pejabat atau tamu penting yang datang berkunjung ke Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam tarian ini, dihadirkan penari-penari cantik yang mendampingi sekaligus membimbing para pejabat atau tamu penting untuk ikut serta menari. Dahulu kala, ketika Tari Lulo menjadi sarana untuk mencari jodoh, terdapat tata atur yang sangat ketat. Ketika akan masuk ke dalam arena tarian misalnya, para penari harus masuk dari depan dan tidak diperbolehkan masuk dari belakang. Selain itu, ketika akan mengajak calon pasangan untuk menari, terutama pasangan pria yang mencari pasangan wanita, hendaknya mencari wanita yang sedang berpasangan dengan wanita. Jadi, seorang pria tidak diperbolehkan mengajak seorang wanita yang sudah berpasangan dengan pria lain. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika tarian berlangsung. Ada juga aturan lain yang cukup menarik untuk diketahui, seperti ketika terjadi penolakan dari calon pasangan. Apabila seorang pria yang mencari pasangan ditolak oleh si wanita, maka pria tersebut dikenai denda adat, yaitu seekor kerbau ditambah dua lembar sarung (toloa). Akan tetapi, denda ini tidak berlaku sebaliknya kepada pihak wanita. Seiring perjalanan waktu, tata atur yang berlaku dalam tarian ini sudah mulai ditinggalkan. Tari Lulo memiliki gerakan yang sederhana dan teratur, sehingga memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk melakukannya. Biasanya, tarian ini dilakukan dengan gerakan yang teratur dan berputar dalam satu lingkaran sembari mengikuti irama musik yang mengiringinya. Tari Lulo dilakukan dengan suka ria sembari bergoyang dan saling bergandengan tangan antara satu penari dengan penari lainnya. Jari-jemari saling berkaitan dengan pasangan di sampingnya, sehingga telapak tangan saling bertemu dengan posisi telapak tangan pria berada di bawah telapak tangan wanita. Ini dilakukan supaya gerakan tari bisa berjalan secara harmonis, dan bagian atas tubuh wanita tidak tersentuh oleh pasangannya ketika menari.